A. PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA
Bahasa Indonesia sebagai bahan
pengajaran secara garis besar terdiri atas tiga komponen, yaitu, (1) Kebahasaan
(2) Kemampuan berbahasa, dan (3) Kesastraan. Kompetensi Kebahasaan terdiri atas
dua aspek, yaitu (a) struktur Kebahasaan yang meliputi fonologi, morfologi,
sintaksis, smantik, kewacanaan, dan (b) Kosakata. Kemampuan berbahasa terdiri
atas empat aspek, yaitu (a) Kemampuan mendengarkan / menyimak (b) kemampuan
membaca (kedua kemampuan ini bersifat reseptif), (c) Kemampuan berbicara, dan
(d) Kemampuan menulis (kedua kemampuan terakhir ini bersifat produktif). Dalam
praktik komunikasi yang nyata keempat
keterampilan tersebut tidak berdiri sendiri melainkan merupakan perpaduan dari
keempatnya.
Kegiatan siswa dalam kelas pun keempat
keterampilan berbahasa tidak dapat dipisah-pisahkan. Pada waktu siswa
mendengarkan keterangan guru (ada kegiatan mendengarkan dari kegiatan berbicara
gurunya). Kemudian mencatat apa-apa yang dianggap penting (kegiatan menulis).
Jika siswa itu bertanya tentang apa-apa yang belum dipahaminya (terdapat
kegiatan berbicara), kemudian dijawab oleh guru (ada kegiatan mendengarkan).
Jadi dalam berkomunikasi keempat keterampilan itu saling bergantian
kehadirannya, tidak mungkin hanya hadir satu keterampilan saja.
Dalam pembelajaran dengan focus
berbahasa dapat difokuskan lagi menjadi empat kegiatan yaitu yang difokuskan
pada kegiatan a) mendengarkan b) berbicara c) membaca atau d) menulis.
Yang dimaksud dengan pembelajaran
bahasa Indonesia dengan focus keterampilan berbahasa adalah pembelajaran bahasa
Indonesia yang ditekankan pada pengembangan salah satu kompetensi dasar dan
keempat keterampilan berbahasa yang ada. Dengan demikian, dalam langkah-langkah
pembelajaran semua kegiatan belajar-mengajar bertumpu atau berfokus pada salah
satu keterampilan berbahasa yang telah ditetapkan. Perlu diingat bahwa dalam
pemilihan isi pembelajaran hendaknya memperhatikan kriteria keterpaduan
butir-butir pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi komunikatif yang secara
nyata ada dalam komunikasi. Pemikiran tentang apa yang dipadukan dapat dibantu
dengan pemahaman guru, misalnya tentang proses menulis yang dipadukan dengan keterampilan
berbahasa yang lain. Misalnya, perpaduan antara keterampilan menulis dan
membaca/mendengarkan dengan focus menulis. Pertama kali siswa diberi
bacaan/simakan (sastra/non sastra) yang memuat sejumlah masalah atau informasi
sebagai bahan untuk menulis. Dalam menulis atau mengarang ini tentunya
diperlukan penguasaan siswa akan aspek kebahasaan, misalnya tentang ejaan,
bentukan kata, penggabungan kalimat, dan sebagainya.
Oleh karena keterampilan berbahasa itu ada
empat, maka guru dapat memfokuskan pembelajarannya pada salah satu
keterampilan, yaitu mendengarkan , berbicara , membaca , atau memfokuskan pada
keterampilan menulis, seperti yang telah diuraikan diatas. Adapun salah satu
alternative contoh model pembelajaran bahasa Indonesia dengan salah satu focus
keterampilan berbahasa itu dapat anda pelajari pada kegiatan belajar 2, baik
untuk SD kelas rendah maupun SD kelas tinggi.
B.
PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DEGAN FOKUS SASTRA
Prosa, dan lain-lain yang dapat anda
lihat pada kurikulum 2004.
Pada saat ini pembelajaran sastra
ditekankan pada apresiasi sastra. Oleh karena itu, teori-teori sastra diajarkan dengan
persentase yang sangat kecil,dan tentu saja semakin jenjang pendidikan siswa,
teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan untuk mengapresiasi
karya sastra.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus
sastra berarti dalam langkah-langkah pembelajarannya semua kegiatan belajar
mengajar difokuskan untuk mengapresiasi sastra apa lewat bacaan puisi,
mendengarkan cerita rakyat atau yang lainnya.
Adapun puisi yang dipakai sebagai
bahan pembelajaran disesuaikan dengan tingkat kelas siswa.
C.
TUJUAN
DAN MANFAAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Adapun tujuan dan manfaat
pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai fokus tersebut adalah agar siswa
dapat mengembangkan kompetensi mana yang ditekankan, misalnya yang ditekankan
adalah komptensi dasar mendengarkan maka porsi untuk pembelajaran mendengarkan
lebih banyak dari pada keterampilan yang lain jika pembelajarannya ditekankan
atau difokuskan pada sastra maka tujuannnya adalah meningkatkan kemampuan siswa
dalam mengapresiasi sastra.
Kalau dilihat dari segi guru, pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai fokus ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran dikelas. Misalnya, jika dalam pembelajaran bahasa dikelas 1SD si pembelajar harus dapat melakukan sesuatu sesuai dengan permintaan/perintah guru,misalnya duduk , berdiri , membuka buku , mendengarkan baik-baik, dan lain-lain , maka guru harus dapat merancang bagaimana pembelajarannya didalam kelas.
Kalau dilihat dari segi guru, pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai fokus ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran dikelas. Misalnya, jika dalam pembelajaran bahasa dikelas 1SD si pembelajar harus dapat melakukan sesuatu sesuai dengan permintaan/perintah guru,misalnya duduk , berdiri , membuka buku , mendengarkan baik-baik, dan lain-lain , maka guru harus dapat merancang bagaimana pembelajarannya didalam kelas.
- MODEL PEBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Keterpaduan
pembelajaran dalam bahasa Indonesia dapat diwujudkan dalam dua cara, yakni keterpaduan dengan fokus keterampilan tertentu dan keterpaduan tanpa fokus,
yang berarti keempatnya diperlakukan secara seimbang atau sama, tanpa ada
penekanan agar pelakasanaan pengajaran benar-benar dapatterpadu antara keempat
keterampilan (kompetensi dasar), kompetensi dasar kebahasaan, dan sastra maka
perencanaannya harus terpadu pula.
Keterpaduan dalam perencanaan pembelajaran akan tampak mulai dari kompetensi dasar yang dijadikan fokus, hasil belajar yang diharapkan, indicator, langkah-langkah pembelajaran, media/sumber belajar, dan pemilihan dan penetapan penilaiannya. Artinya, pada saat menentukan komponen2 rencana pembelajaran tersebut, perencanaan(guru) selalu memikirkaan bahwa komponen-komponen yang dipilih dan ditetapkan itu bukan semata-mata untuk pengembangan salah satu kompetensi dasar saja, tetapi juga untuk keempat kompetensi dasar, dan ditambah unsure kebahasaan (kompetensi kebahasaan), serta sastra yang harus diajarkan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan berpegang pada prinsip keutuhan, keterpaduan, kesinambungan, dan kealamiahan, (suyono, 1994:114).
Keterpaduan dalam perencanaan pembelajaran akan tampak mulai dari kompetensi dasar yang dijadikan fokus, hasil belajar yang diharapkan, indicator, langkah-langkah pembelajaran, media/sumber belajar, dan pemilihan dan penetapan penilaiannya. Artinya, pada saat menentukan komponen2 rencana pembelajaran tersebut, perencanaan(guru) selalu memikirkaan bahwa komponen-komponen yang dipilih dan ditetapkan itu bukan semata-mata untuk pengembangan salah satu kompetensi dasar saja, tetapi juga untuk keempat kompetensi dasar, dan ditambah unsure kebahasaan (kompetensi kebahasaan), serta sastra yang harus diajarkan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan berpegang pada prinsip keutuhan, keterpaduan, kesinambungan, dan kealamiahan, (suyono, 1994:114).
Pembelajaran
mendengarkan dan berbicara merupakan pembelajaran pertama yang dapat dilakukan
guru pada pertemuan pertama baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Karena baik
siswa maupun guru sama-sama belum mengetahui diri masing-masing. Guru perlu
melakukan analisis kebutuhan awal terhadap siswa-siswanya. Guru harus tahu
latar belakang kemampuan berbahasa masing-masing siswa. Dengan mengetahui latar
belakang bahasa siswa, guru dengan mudah merencanakan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan siswa dan juga sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Dalam pembelajaran
membaca dikelas rendah, guru dituntut memberikan pelajaran secara verbal
sehingga anak dengan mudah dapat mengerti apa yang dipelajari. Oleh karena itu,
guru harus dapat (1) memahami metode pembelajaran membaca kelas rendah, (2)
memahami teori belajar bahasa kedua (3) memilih media yang tepat, (4) memahami
organisasi kelas bahasa yang komunikatif dan integratif, sedangkan untuk
pembelajaran membaca pada kelas tinggi, anak diajak agar dapat memahami apa
yang dibaca. Oleh karena itu, guru harus dapat (1) menguasai materi (bahan)
membaca (2) menguasai berbagai metode dan teknik pembelajaran membaca, (3)
menciptakan bahan membaca yang terkini dan sesuai dengan usia anak pada
masing-masing kelas, (4) memahami keiginan anak, dan (5) menjadikan anak gemar
membaca.
A. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA.
- MODEL PEMBELAJARAN BI DENGAN FOKUS MENDENGARKAN (MENYIMAK)
Contoh
model perencanaan pembelajaran BI dengan fokus menyimak dikelas rendah dan kelas tinggi. Dalam menyusun perencanaan untuk kelas rendah yang perlu
diperhatikan adalah kompetensi dasar, hasil belajar yang diharapkan, materi,
kompetensi dasar kebahasaan, tema, dan keterpaduan dalam pembelajaran, baik
terpadu lintas kurikulum bidang (antar bidang studi) dan terpadu dalam satu
bidang studi (sering disebut inter bidang studi).
2. MODEL PEMBELAJARAN BI DENGAN FOKUS BERBICARA
Pembelajaran
BI dengan fokus berbicara semua aktivitas pembelajaran berbicara berangkat,
tertuju, dan berpulang pada keterampilan berbicara.Dalam proses pembelajaran, coles (1995) menyatakan bahwa berbahasa lisan merupakan inti dan
setiap kurikulum pengajaran. Pada kenyataannya, sebagian besar kegiatan belajar
dan mengajar dilakukan melalui media komunikasi lisan. Oleh sebab itu, setiap
pembelajaran hendaknya tidak menyebabkan siswa menjadi pendiam karena berbahasa
lisan (berbicara) merupakan katalisator untuk perubahan kognitif dan afektif,
serta merupakan bagian yang penting dalam perkembangan berfikir kritis.
Membaca
merupakan keterampilan dasar. Berarti bahwa keterampilan tersebut perlu
dimiliki oleh setiap orang, bukan saja untuk meraih keberhasilan selama
bersekolah melainkan juga untuk kebutuhan sepanjang hayat. Membaca merupakan
suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan.
Menulis
merupakan suatu cara mengkomunikasikan pesan secara tertulis kepada pembaca
untuk tujuan tertentu, (troyka dalam soesilo, 1995:11).Kegiatan itu sendiri
bukanlah suatu proses yang langsung dan linear, namun terdiri atas beberapa
tahap, yaitu tahap pramenulis, menulis revisi, dan penyuntingan.
Menurut
pangestu (1996:81), pembelajaran menulis diharapkan mampu mengarahkan siswa ke
usaha pengembangan sumber dayanya dan menjadikan pembelajaran menulis lebih
bermakna dan berarga bagi siswa. Selanjutnya, diharapkan dapat mengantarkan
siswa menjadi penulis dan pemikir yang baik,serta mandiri. Tujuan akhir
pembelajaran menulis adalah agar siswa mampu mengekspresikan dan
menggeneralisasikan penegetahuan,pengalaman, seta kemampuannya dalam tulisan.
B. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA
No comments